Return to site

eLearning Menjadi Cara Normatif Untuk Belajar

· Indonesia

Banyak artikel yang telah ditulis untuk mencoba berbagi dengan Anda tentang elemen penting yang dapat mengarahkan pada kesuksesan eLearning. Seiring kemajuan teknologi dan strategi pendidikan, peserta didik menjadi lebih maju dan proaktif dalam belajar. Aturan dan metode baru terus diuji dan diterapkan untuk memastikan bahwa eLearning berhasil dan pelajar mencapai tujuan pribadi dan profesional mereka. Dalam artikel ini, kami akan membagikan kepada Anda beberapa elemen yang harus dimiliki untuk kesuksesan eLearning.

 

eLearning semakin menjadi cara normatif untuk belajar dan mengelola pengetahuan. Manfaat inti dari pembelajaran online adalah bahwa ini bukan proses pembelajaran yang terisolasi. eLearning adalah fenomena pembelajaran sosial. Ini dianggap berhasil ketika peserta didik berpartisipasi, berkolaborasi dan bersama-sama menciptakan pengetahuan baru berdasarkan konsep yang tercakup dalam eLearning. Apa saja kunci yang menjadikan eLearning sebagai keberhasilan pembelajaran sosio-emosional yang memotivasi dan memicu inovasi?

 

1. Kejujuran

Rasa aman dan percaya adalah hal wajib untuk berbagi emosi dan pendapat dalam lingkungan belajar online. Ketika pelajar memposting pesan mereka, mereka percaya bahwa ruang posting terbuka untuk berbagai perspektif dan tidak ada komentar yang salah. Semua peserta yang memposting pesan mereka harus merasa bahwa umpan balik yang jujur ​​dan tulus akan diberikan oleh rekan dan pengajar.

 

2. Daya tanggap

Pelajar yang mengikuti eLearning perlu diingatkan untuk menanggapi postingan, komentar, diskusi, dan pertanyaan secara tepat waktu. Peserta harus dapat saling mengandalkan, terutama dalam hal proyek kelompok. Ketika tidak dapat menanggapi komentar tepat waktu, pelajar harus merasa nyaman untuk berbagi alasan pribadi mereka untuk keterlambatan. Unsur kehidupan manusia ini menambah lapisan pemahaman antar peserta didik.

 

Pengajar dan fasilitator kursus juga diharapkan untuk menanggapi posting dengan cara yang sesuai dengan norma komunikasi. Interaksi responsif adalah salah satu kegiatan utama dalam pembelajaran online.

 

3. Relevansi

Pelajar harus disarankan untuk sering berbagi pengalaman pribadi dan profesional mereka terkait dengan materi pembelajaran. Menggambarkan pengalaman kehidupan nyata dan mendefinisikan bagaimana membuat pengetahuan baru berguna untuk situasi masa depan adalah salah satu manfaat dari kolaborasi dalam lingkungan eLearning. Mengidentifikasi relevansi pengetahuan baru dengan kehidupan nyata merupakan elemen penting yang mengarah pada keterlibatan berkelanjutan dengan materi pembelajaran.

 

4. Saling Menghormati

Setiap individu di lingkungan eLearning perlu merasa dihargai, dan ini harus ditanamkan oleh pengajar. Nada dialog yang digunakan saat pengajar memperkenalkan diri menetapkan standar untuk komunikasi. Ketika pengajar menggunakan nada yang sopan dan lembut, pembelajar merefleksikan kembali ketika menulis pesan mereka sendiri. Ketika pengajar mengeluarkan nada dan pesan yang tidak diinginkan, pelajar merefleksikan kembali dengan mengoreksi diri mereka sendiri dan memahami protokol komunikasi mereka.

 

5. Keterbukaan

Hasil dari kejujuran dan rasa hormat adalah lingkungan pembelajaran online yang terbuka. Dalam lingkungan belajar yang terbuka, peserta didik merasa bebas untuk berbagi pendapat mereka tanpa takut dihakimi. Peserta didik tidak boleh memiliki hambatan ketika berbagi wawasan pribadi mereka dengan teman sekelas.

 

6. Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah pertumbuhan intelektual dan kognitif setelah pengalaman belajar. Ini adalah momen yang dialami seseorang ketika mereka menyatukan pendapat rekan dan pengalaman pribadi untuk memahami suatu pola. Lingkungan pembelajaran yang benar-benar konstruktif. Ini menempatkan tanggung jawab belajar pada peserta didik dan memungkinkan mereka memutuskan bagaimana belajar dan di mana menerapkan pengetahuan baru mereka. Pemberdayaan dalam diri seorang pembelajar mendorong pembelajaran sepanjang hidup. Pengajar dapat membantu pelajar untuk lebih sadar akan perasaan pemberdayaan untuk menuai.