Return to site

Kepuasan Pelajar Bukan Dari Faktor Nilai Yang Ia Dapatkan!

· Tips Pembelajaran

Tingkat kepuasan seorang pelajar tidak dapat dinilai dari hasil nilai atau absensi bagus yang mereka dapatkan. Ada banyak pelajar yang memiliki nilai tinggi, tetapi mereka tidak merasa senang dengan cara guru dalam memberikan materi pembelajaran. Sementara itu, banyak pengajar yang salah kaprah dengan hal tersebut. Sebagian dari mereka menganggap bahwa ketika ada pelajar yang mendapatkan nilai dengan baik dan di atas rata-rata, maka ia dianggap sebagai salah satu pelajar yang puas dengan pembelajaran yang diberikan di kampus/sekolah.

Penilaian kepuasan pelajar dalam mengikuti pembelajaran dengan cara tersebut bukanlah cara yang tepat. Faktor utama bukanlah nilai dan absensinya belaka. Ada banyak pelajar yang mendapatkan nilai tinggi di kampus/sekolah, tetapi pada tahap akhir tidak lulus, apakah ia bisa dianggap sebagai pelajar yang puas? Tentu tidak. Inilah mengapa kepuasan pelajar tidak dapat diukur dengan nilai dan absensi belaka.

Kepuasan pelajar hanya bisa diukur dan diketahui jika Anda memiliki feedback dari pelajar itu sendiri. Bagaimana sudut pandang pelajar terhadap metode pembelajaran di kampus/sekolah inilah yang menjadi kunci kepuasan tersebut. Karena, kepuasan akan dirasakan oleh pelajar jika ia dapat memahami materi dan menguasai praktik dengan benar. Sekali pun nilai yang ia dapatkan tidak sesuai dengan harapan pengajar, tetapi ada kepuasan dalam dirinya karena dapat memahami materi tersebut dengan baik.

Fundamental lain yang mendukung kepuasan pelajar adalah dukungan pengajar terhadap mereka. Semakin sering terjadi interaksi antara pelajar dan pengjara, maka ini akan mendukung tingkat kepuasan bagi pelajar. Sumber atau materi pembelajaran dan juga pengembangan secara personal juga menjadi salah satu alasan yang dapat mendukung kepuasan tersebut.

Konsekuensi yang harus didapat oleh pengajar jika hanya menilai kepuasan pelajar berdasarkan nilai, maka pelajar hanya akan terpaku pada nilai saja. Mereka tidak lagi mempedulikan apakah ia sangat paham dan menguasai materi tersebut atau tidak. Selama nilai yang didapat bagus, mereka akan dianggap puas oleh pengajar itu sudah cukup bagi mereka. Ketika hal ini terjadi, apa jadinya ketika ia terjun sebagai pebisnis atau sebagai karyawan di perusahaan? Mampukah mereka mempraktikkan materi yang ia dapatkan ketika sudah diterapkan? Ini tentu tidak akan menjamin hal tersebut.

Ilustrasi (c) Unsplash.com