Return to site

3 Cara Mengatasi Tantangan Dalam Implementasi LMS

· Sistem LMS Indonesia

Ada alasan sederhana mengapa penting bagi fakultas untuk mengadopsi sistem manajemen pembelajaran (LMS), di institusi pendidikan. Bagi fakultas, bagaimanapun, mengadopsi LMS seringkali lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Ada beberapa tantangan umum yang menghalangi mereka untuk mengadopsi LMS, tetapi ada juga strategi yang mudah untuk mengatasi tantangan tersebut.

1. Tidak memiliki banyak waktu

Tantangan yang sering dialami oleh pengajar dan pelajar adalah tidak memiliki banyak waktu untuk mengikuti pembelajaran. Sedangkan strategi yang dapat dilakukan dalam menggunakan LMS sebenarnya dapat menghemat waktu pengajar dalam jangka panjang. Akan ada beberapa hal yang memang akan membuat pengajar merasa membutuhkan waktu yang lebih lama seperti membuat dan mengunggah konten pembelajaran, dan membuat mata kuliah dan modul master dan sebagainya. Tetapi setelah itu selesai, proses dapat disederhanakan untuk menyampaikan pembelajaran. Hal inilah yang akan memberi fakultas lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk berinteraksi dengan siswa, juga seperti pada tugas mereka yang lain, dari yang mereka lakukan sebelumnya.

2. Sulit untuk diimplementasikan

Ini adalah situasi lain di mana berhubungan dengan pengguna awal yang akan selalu merasa sulit untuk diimplementasikan. Hal ini sering kali terjadi karena adanya opini yang keliru atau dikarenakan ada orang yang ennggan untuk melakukan perubahan yang mana orang tersebut cenderung dihormati oleh rekan-rekan mereka. Mereka dapat menunjukkan kepada rekan kerja mereka untuk menolak bagaimana mereka menggunakan LMS dan apa manfaatnya. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan mendekati orang yang menolak dan belum memahami cara kerja LMS tersebut untuk mengikuti pelatihan. Sehingga mereka menjadi lebih kenal dan mengerti bahwa sulit adalah hal yang belum dicoba atau saat masih proses transisi. Implementasi LMS menjadi tidak lagi sulit apabila Anda sudah mengerti bagaimana cara menggunakannya dengan cara yang lebih efisien atau ketika sudah terbiasa.

3. Takut untuk menggunakan dengan berbagai macam alasan

Takut tidak dapat digunakan dengan maksimal, takut data siswa bocor, dan ketakutan lainnya sering kali muncul ketika hendak mengimplementasikan sistem LMS. Strategi untuk mengatasi rasa takut diganti mengacu pada praktik terbaik untuk model kelas terbalik, di mana siswa menggunakan LMS untuk berinteraksi dengan hal-hal seperti konten kursus, video, dan kuis online di luar kelas. Ini akan membantu para pengajar lebih mengenal dan memahami dengan melihat bagaimana LMS memungkinkan mereka lebih fokus pada upaya untuk membuat siswa lebih produktif dengan menggunakan waktu di dalam ruang kelas untuk fokus pada aktivitas reflektif seperti latihan, proyek kelompok, dan diskusi.

Ilustrasi (c) Unsplash.com